Kisah hikayat manisnya air mata taubat nabi adam as leluhur umat manusia versi bahasa indonesia

Play all audios:

Setiap jejak kisah hidup manusia tak bisa lepas dari Nabi Adam AS. Manusia hidup di bumi ini juga karena kisah perjalanan panjang Nabi Adam AS leluhur umat manusia, yang turun dari surga
menuju bumi ini. Semua penuh hikmah serta pelajaran kehidupan. Anak cucu Nabi Adam AS harus mengambil hikmah tersebut. PART 1 PROLOGUE Secara hakiki, Nabi Adam AS adalah penduduk surga. Atas
takdir-Nya, Nabi Adam AS skhirnya menjadi penduduk bumi. Allah SWT Tuhan Semesta Alam sudah berjanji, kelak Nabi Adam AS dan anak cucunya akan kembali ke surga kalau mentaati perintah-Nya
dan menjauhi larangan-Nya. Perjalanan panjang Nabi Adam sampai bertemu Ibunda Siti Hawa di bumi ini menjadi pelajaran sangat penting bagi anak cucunya, sehingga bisa menjadi bekal hidup
dalam mengabdi kepada-Nya. Dalam kitab Durrotun Nasihin dikisahkan, ketika turun ke bumi akibat tipu daya iblis, Nabi Adam AS menangis selama 300 tahun. Sepanjang itu Nabi Adam AS tidak
pernah mengangkat kepalanya ke langit, karena sangat malu kepada Allah SWT Sang Pencipta Alam Semesta. Nabi Adam AS juga sujud di atas gunung selama seratus tahun. Di tengah kisah taubatnya
ini, air mata Nabi Adam AS mengalir tanpa henti. Aliran air mata beliau tumpah di jurang Sarandib. Dalam taubatnya ini, Nabi Adam AS berdoa. _“Ya Tuhan, kami telah menganiaya diri kami
sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami serta memberi rahmat pada kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang merugi.” (QS. Al-A’raf ayat 23)._ PART 2 Air mata taubat Nabi Adam AS
sungguh luar biasa. Di sepanjang aliran air mata taubat itu, tumbuh pohon kayu manis dan cengkeh. Burung-burung yang juga meminum air mata yang mengalir di jurang Sarandib itu. Suara
burung-burung itu akhirnya menjadi indah. Burung-burung itu merasakan nikmat yang luar biasa. Sampai-sampai Nabi Adam AS justru merasa diejek oleh burung-burung itu karena perbuatan dosanya
kepada Allah SWT. Malah, Nabi Adam AS kembali menangis atas itu semua. Dari sini, akhirnya Allah SWT Yang Lembut Dan Maha Penyantun menyampaikan wahyu kepada Nabi Adam AS: Hai Adam,
sesungguhnya aku belum pernah menciptakan air minum yang lebih lezat dan hebat dari air mata taubatmu itu.” Karena kisah air mata yang luar biasa inilah, Allah SWTkemudian menerima taubat
Nabi Adam. Terkait ini, Allah kemudian menegaskan dalam QS Al-Baqarah ayat 37. _“Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, maka Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha
Penerima taubat lagi Maha Penyayang.”_ PART 3 Dalam Tafsir Al-Wajiz, Syekh Wahbah az-Zuhaili menjelaskan bahwa jika ada hamba Allah yang menghadap kepada-Nya untuk memohon ampunan, maka
Allah SWT akan gembira datang menyambutnya. Makanya, Allah SWT tidak meninggalkan Nabi Adam AS menghadapi sendiri akibat kesalahannya, tetapi Allah SWT mengajari Nabi Adam AS bagaimana
kembali kepada-Nya dan terbebas dari dosa dan kesalahannya. Karena sesungguhnya Allah itu Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Dalam Kitab Al-Durrul Mantsur, Imam Jalaluddin al-Suyuti
menjelaskanbahwa makna surat Al-Baqarah ayat 37 terkait meriwayatkan hadits tentang taubatnya Nabi Adam AS dengan tawassul pada Rasulullah SAW. Nabi Adam AS sudah diajarkan oleh Allah SWT
agar taubatnya bisa diterima dengan bertawassul pada Nabi Muhammad SAW, padahal beliau belum dilahirkan di alam dunia. PART 4 Keterangan terkait tawassul Nabi Adam AS kepada Nabi Muhammad
SAW ini ditegaskan Imam Hakim dalam kitab Al-Mustadrak. Dari Umar bin Khattab ra . (diriwayatkan secara berangkai oleh Abu Sa’id ‘Amr bin Muhammad bin Manshur Al-‘Adl, Abul Hasan Muhammad
bin Ishaq bin Ibrahim Al-Handzaly, Abul Harits Abdullah bin Muslim Al-Fihri, Ismail bin Maslamah, Abdurrahman bin Zain bin Aslam dan datuknya) sebagai berikut, Rasulullah SAW bersabda:
“Setelah Adam berbuat dosa ia berkata kepada Tuhannya: ‘Ya Tuhanku, demi kebenaran Muhammad aku mohon ampunan-Mu’. Allah SWT bertanya (sebenarnya Allah SWT itu maha mengetahui semua lubuk
hati manusia, Dia bertanya ini agar Malaikat dan makhluk lainnya yang belum tahu bisa mendengar jawaban Nabi Adam AS) : ‘Bagaimana engkau mengenal Muhammad, padahal ia belum kuciptakan?!’
Adam menjawab: ‘Ya Tuhanku, setelah Engkau menciptakan aku dan meniupkan ruh kedalam jasadku, aku angkat kepalaku. Kulihat pada tiang-tiang ‘Arsy termaktub tulisan Laa ilaaha illallah
Muhammad Rasulallah. Sejak saat itu aku mengetahui bahwa disamping nama-Mu, selalu terdapat nama makhluk yang paling Engkau cintai’. Allah menegaskan : ‘Hai Adam, engkau benar, ia memang
makhluk yang paling Kucintai. Berdo’alah kepada-Ku bihaqqihi (demi kebenarannya) , engkau pasti Aku ampuni. Kalau bukan karena Muhammad engkau tidak Aku ciptakan.’ ” Kisah perjalanan panjang
Nabi Adam AS ini sungguh luar biasa. Kita sebagai umat Nabi Muhammad sejatinya sangat beruntung, karena langsung bisa bertawassul kepada Nabi Muhammad SAW sebagaimana diajarkan para ulama’
sekarang ini. PART 5 EPILOGUE Terkait kisah air mata taubat, ini juga pelajaran sangat penting. Ternyata, air yang paling membekas dalam kehidupan ini adalah air mata taubat. Manusia
seringkali melihat air mata sebagai sesuatu yang “cengeng”, penakut, dan miskin keberanian. Tetapi beda dengan air mata taubat. Air mata yang jernih, karena hadir sebagai bentuk penyesalan
atas dosa-dosa sekaligus wujud kesungguhan batiniyah untuk mendekat kepada-Nya. Saksikanlah air mata yang tumpah di penjuru tanah suci. Mereka yang sedang berdzikir dan khusyu’ beribadah
kepada-Nya tak akan bisa menyembunyikan jernihnya air mata. Makanya, tanah suci menjadi subur dan makmur, sama dengan gunung-gunung yang menjadi subur karena air mata Nabi Adam AS, juga
burung-burung yang suaranya begitu indah karena minum air yang mengalir dari air mata Nabi Adam AS. Masihkah kita ragu untuk meneteskan air mata taubat?