Pasien telat ke faskes dinilai jadi 'biang keladi' tingginya kematian corona indonesia


Pasien telat ke faskes dinilai jadi 'biang keladi' tingginya kematian corona indonesia

Play all audios:


UNTUK MENGANTISIPASI JUMLAH KEMATIAN COVID-19 YANG TINGGI TERSEBUT, KEMENKES DISEBUTNYA TERUS BERKOMITMEN UNTUK MELAKUKAN UPAYA SURVEILLANCE GUNA MENGIDENTIFIKASI KASUS LEBIH AWAL. *


Bertilia Puteri * __ Kamis, 28 Januari 2021 - 16:17 WIB WOWKEREN - Angka kematian akibat virus corona (COVID-19) di Indonesia masih meningkat setiap harinya. Indonesia baru saja memecahkan


rekor angka kematian COVID-19 harian pada Rabu (27/1) kemarin dengan mencatat 387 pasien meninggal dalam sehari. Adapun total kasus kematian akibat COVID-19 di Indonesia telah mencapai


28.855 kasus per Rabu kemarin. Direktur Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi menyebut penyebab tingginya angka


kematian ini adalah pasien COVID-19 yang telat datang ke fasilitas kesehatan, sehingga gejala yang mereka alami sudah berat. "Penyebabnya karena pasien datang dengan gejala yang sudah


berat, jadi bukan gejala awal," ungkap Nadia dilansir _CNN Indonesia_ pada Kamis (28/1). "Karena deteksi yang telat serta gejala semakin berat, pasien baru ke fasilitas pelayanan


kesehatan."   BACA JUGA... Selain terlambat ke faskes, penyakit penyerta alias komorbid yang dimiliki pasien juga dinilai Nadia menjadi salah satu faktor yang memperburuk kondisi


mereka. Hal ini tak jarang berujung pada kematian. "Kematian yang rata-rata tidak terkontrol sebelumnya," ujar Nadia. Untuk mengantisipasi jumlah kematian COVID-19 yang tinggi


tersebut, Kemenkes disebutnya terus berkomitmen untuk melakukan upaya surveillance guna mengidentifikasi kasus lebih awal. Yakni dengan melakukan penelusuran kontak dan mengisolasi pasien


corona berdasarkan gejala yang mereka alami. "Jadi diperkuat testing, tracing, dan isolasi," pungkas Nadia. Di sisi lain, jumlah kumulatif kasus COVID-19 di Indonesia kini telah


menembus angka 1 juta. Melansir situs _worldometers.info_, Indonesia kini berada di posisi 19 dalam daftar negara dengan kasus COVID-19 tertinggi dunia. Indonesia juga menjadi negara pertama


di kawasan Asia Tenggara yang mencatatkan 1 juta kasus COVID-19. Sementara itu, pemerintah kini mengizinkan semua rumah sakit Indonesia termasuk rumah sakit swasta untuk memberikan layanan


pasien COVID-19. Kemenkes juga meminta agar rumah sakit menambah ketersediaan tempat tidur antara 30 sampai 40 persen. (WK/BERT)